Seintaiscraft

Selasa, 31 Mei 2011

Fetishisme

Fetishisme menggambarkan bentuk penyimpangan seksual dimana individu dalam melakukan aktivitas seksual melibatkan barang-barang tertentu. Bila benda-benda yang menyertai aktivitas tersebut tidak ada, maka individu tidak bergairah atau kehilangan libido seksualnya.

Individu dengan gangguan fetishisme akan bergairah bila melihat, merasakan atau bersentuhan dengan objek-objek tersebut.

Objek-objek fantasi seksual dapat berupa; sepatu bertumit tinggi, kostum bahan karet atau kulit, celana dalam tertentu, celana dalam wanita dengan corak tertentu, atau lingerie.

Pelaku fetishisme (fetish) akan mengajak pasangannya untuk menggunakan benda-benda atau menggunakannya sendiri dalam setiap aktivitas seksual. Bila pasangannya menolak maka fetish akan memilih tidak melakukan hubungan seksual samasekali.

Bentuk lain dari fetishisme ada juga yang disebut dengan istilah partialism, yakni individu fetish dalam melakukan aktivitas seksualnya terangsang dengan salah satu bagian dari tubuh pasangannya seperti kaki (betis), jempol kaki, payudara atau pantat.

Beberapa jenis fetish didasarkan pada benda-benda yang menjadi objek;
• balloon fetishism (balon)
• fur fetishism (bulu binatang)
• leather fetishism (seragam dari kulit)
• panty fetishism (celana dalam)
• robot fetishism (robot atau mesin)
• rubber fetishism (bahan dari karet)
• shoe fetishism (sepatu)
• smoking fetishism (rokok)

Pada umumnya gangguan seksual ini lebih banyak dialami pria bahkan wanita sangat jarang ditemukan penyimpangan ini. Fetishisme pada umumnya dapat diterima oleh masyarakat selama tidak terjadinya kekerasaan akibat pemaksaan keinginan salah satu pasangan. Pria akan membeli objek-objek yang menjadi fantasinya untuk digunakan oleh pasangannya, wanita kebanyakan tidak keberatan dengan aksesoris tersebut selama tidak membuatnya tersiksa, hal lain juga dianggap sebagai bentuk dari variasi seks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar